Rabu, 25 Oktober 2017

10 Kiper Termuda Yang Pernah Bertanding Liga Champions

10 Kiper Termuda Yang Pernah Bertanding Liga Champions
10 Kiper Termuda Yang Pernah Bertanding Liga Champions
Matagol - Penjaga gawang berdarah Serbia-Belgia, Miler Svilar menjadi kiper termuda yang pernah tampil di Liga Champions. Penjaga gawang Benfica itu mematahkan rekor yang sempat dipegang legenda Real Madrid, Iker Casillas. Berikut 10 kiper termuda yang pernah bertanding di Liga Champions.

Kompetisi tersebut berakhir dengan skor 1 - 0 untuk kemenangan klub besutan Jose Mourinho, Manchester United akibat blunder dari sang kiper muda Svilar. Blunder itu sudah menjadi hal biasa di dunia sepakbola tapi yang menarik adalah Svilar memegang rekor kiper termuda di Champions League.

Svilar menjadi yang termuda di antara sembilan kiper dan eks kiper lainnya yang berada dalam catatan sejarah penampilan termuda di Champions League. Berikut urutan dari yang termuda hingga yang tertua di dalam buku catatan rekor :

1 .  Mile Svilar

Pelatih Benfica, Rui Vitoria, dengan beraninya memainkan Svilar sebagai starter melawan Man United, ketimbang menurunkan kiper sarat pengalaman, Julio Cesar. Tak mudah bagi kiper berusia 18 tahun menghadapi tekanan laga besar, melawan tim bersejarah sekaliber Man United.

Svilar pun sedianya tampil baik sampai sebuah momen merusak penampilan baiknya. Momen saat Svilar salah membuat perhitungan kala menangkap bola tendangan bebas Marcus Rashford. Alhasil, ia menangkap bola yang sudah melewati garis gawang dan wasit menyatakan itu sebagai gol.

Penampilannya itu menghadirkan rekor baru di Liga Champions. Svilar kini menjadi kiper termuda yang main di Liga Champions dengan usai 18 tahun 52 hari. Dia memecahkan rekor milik Casillas yang membuat debut di usia 18 tahun 117 hari pada 1999. 

2. Iker Casillas

Pada 15 September 1999, Casillas muda bermain menggantikan Bodo Illgner kala melawan Olympiacos di Yunani. Santo Iker -julukan Casillas- bermain pada usia 18 tahun 117 hari di laga yang berakhir imbang 3-3 antara Olympiacos dengan Real Madrid.

Setelahnya, Casillas mengukir sejarah sebagai legenda El Real yang bermain untuk klub hingga 2015, sebelum akhirnya 'didepak' Madrid dan pindah ke Porto. Ia masih aktif bermain saat ini pada usia 36 tahun.

Baca Juga :  Zidane meraih penghargaan sebagai Pelatih Terbaik FIFA 2017

3. Nikolay Mihaylov 

Sejak awal Mihaylov sudah menanggung beban berat nama 'besar' sang ayah yang merupakan legenda sepak bola Bulgaria, Bobby Mihaylov. Tekanan berat itu mungkin juga menjadi alasan penampilan buruk Mihaylov pada 31 Oktober 2006 di Champions League, kala timnya, Levski Sofia melawan Werder Bremen.

Mihaylov yang berusia 18 tahun 124 hari dipaksa memungut bola sebanyak tiga kali karena timnya kalah 0-3. Ironisnya, itu penampilan satu-satunya Mihaylov di Champions League bersama Sofia sebelum akhirnya ia bermain untuk Liverpool, Twente, Hellas Verona, dan Mersin Idmanyurdu.

4. Igor Akinfeev 

Satu kata itu pantas menggambarkan seorang pemain yang berstatus one man club, alias pemain yang hanya bermain untuk satu klub sepanjang karier profesionalnya. Status itu juga berlaku untuk penjaga gawang berusia 31 tahun, Igor Akinfeev.

Ia tercatat sebagai salah satu kiper termuda yang pernah tampil di Champions League pada 2004. Akinfeev memainkan debut bersama CSKA Moscow saat menyambangi markas Porto pada usia 18 tahun 159 hari. Hebatnya, Akinfeev mencatatkan clean sheet kala itu alias tidak kebobolan. Sampai saat ini, Akinfeev masih loyal bermain untuk CSKA.

5.  Adrian Semper 

Kiper kelahiran Zagreb, 12 Januari 1998 merupakan oase di tengah padang pasir kala Dinamo Zagreb bermain di Champions League tahun lalu. Semper menunjukkan potensi bermainnya pada usia 18 tahun 245 hari saat melawan Olympique Lyonnais.

Zagreb kalah 0-3 dari Lyon, tapi, fakta Semper sebagai salah satu kiper termuda yang pernah tampil di Champions League takkan lekang oleh waktu. Sayangnya, Zagreb juga dinobatkan sebagai tim terburuk di fase grup Champions League karena kalah enam kali beruntun dan tidak pernah mencetak gol.

6.  Maksim Kabanov 

Satu lagi penjaga gawang asal Rusia yang tercatat sebagai kiper termuda yang pernah tampil di Champions League. Penampilan Kabanov sedianya relatif biasa saja, namun, pada 2001 Spartak Moscow memberinya kesempatan mentas melawan Feyenoord di Rusia.

Laga berakhir imbang 2-2 dan Kabanov bermain pada  usia 18 tahun 262 hari. Sejak saat itu, nama Kabanov hilang 'tertelan bumi' dan saat ini, kabarnya ia bermain untuk klub divisi dua kasta sepak bola Rusia pada usia 34 tahun. 

7.  David De Gea

David De Gea, Atletico Madrid vs Porto Champions League
David De Gea, Atletico Madrid vs Porto Champions League
Nama yang satu ini rasanya tak perlu dijelaskan secara mendetail. Anda pasti tahu siapa dia. Ya, De Gea saat ini berstatus sebagai kiper nomor satu Timnas Spanyol dan Manchester United.

Sebelum berlabuh ke Old Trafford, De Gea bermain untuk Atletico Madrid pada kurun waktu 2009-2011. Pada 2009, ia tercatat sebagai kiper termuda yang pernah bermain di Champions League, pada usia 18 tahun 10 bulan 23 hari.

De Gea diturunkan Abel Resino untuk menggantikan Roberto yang cedera saat melawan Porto. Kala itu, Atletico kalah 0-2 dari Porto, namun, performa De Gea terus meningkat hingga mendapat kepercayaan Resino dan juga Quique Sanchez Flores.

8. Pepe Reina 

Masa-masa bermain Reina lebih sering dikenal kala ia bermain untuk Liverpool dan timnya saat ini, Napoli. Tapi, jauh 16 tahun silam atau tepatnya pada 2001, Reina ternyata pernah bermain untuk Barcelona dan tampil sebagai kiper termuda Champions League saat melawan Fenerbahce.

Barca menang 1-0 di Camp Nou dan Reina bermain untuk Barca hingga 2002. Pasca membela Blaugrana, Reina bermain untuk Villarreal, Liverpool, Napoli, Bayern Munchen, dan kini kembali berada di Napoli pada usia 35 tahun.

9. Timon Wellenreuther 

Dua tahun lalu, Schalke menjamu Real Madrid dan menurunkan kiper berusia 19 tahun 77 hari, Timon Wellenreuther. Schalke kalah 0-2 dari Madrid, tapi laga itu akan selalu dikenang penjaga gawang kelahiran Karlsruhe, 3 Desember 1995 ini.

Sayang, karier Wellenreuther tidak bertahan lama di Schalke karena ia pergi ke Mallorca pada tahun 2015 hingga 2016, sebelum kini bermain dengan tim Eredivisie, Willem II, pada usia 21 tahun.

10. Petr Cech 

Kiper ikonik Premier League dan legenda Chelsea, yang saat ini bermain untuk Arsenal. Cech ternyata juga pernah tercatat sebagai kiper termuda Champions League, kala ia tampil membela Sparta Prague pada 2001 melawan Bayern Munchen.

Cech sudah menunjukkan performa yang gemilang pada usia 19 tahun 121 hari dan menahan gempuran Bayern, hingga laga berakhir imbang tanpa gol. Usai bermain dengan Sparta Prague, Cech bermain untuk Rennes, Chelsea, dan Arsenal.

Selasa, 24 Oktober 2017

Cristiano Ronaldo Pertahankan Gelar Pemain Terbaik FIFA 2017

Cristiano Ronaldo Pertahankan Gelar Pemain Terbaik FIFA 2017
Cristiano Ronaldo Pertahankan Gelar Pemain Terbaik FIFA 2017
Matagol - Striker andalan Real Madrid, Cristiano Ronaldo sukses pertahankan gelar pemain terbaik FIFA 2017. Dalam acara bertajuk Best FIFA Football Awards yang berlangsung di London Palladium, Senin (23/10) waktu setempat.

Penghargaan untuk kategori Best FIFA Men's Player atau pemain putra terbaik 2017 jatuh pada striker Real Madrid, Cristiano Ronaldo. Ia mengalahkan penyerang Barcelona Lionel Messi serta eks Barcelona yang kini memperkuat Paris Saint-Germain, Neymar Jr.

Tapi sebelum acara berlangsung, nama Ronaldo memang paling banyak disebut sebagai pemenangnya. Karena dia memang sudah diprediksi bakal menyabet penghargaan prestisius ini mengingat ia telah memberikan kontribusi besar saat mengantarkan Madrid merebut empat gelar yakni Liga Spanyol, Liga Champions, Piala Super Spanyol, dan Piala Super Eropa.  

Penghargaan ini jadi yang kedua diraih Ronaldo. Sebelumnya ia juga memenangi penghargaan edisi 2016 setelah mengalahkan Messi dan striker Atletico Madrid, Antoine Griezmann.

Pengumuman pemenang itu disampaikan langsung oleh legenda hidup sepak bola, Diego Maradona. Penentuan pemenang pemain terbaik ini berdasarkan pilihan kapten dan pelatih timnas, fans, serta wartawan dari 200 media.

Sehingga tak ada hal yang mengejutkan ketika Maradona membacakan pemenang pemain terbaik FIFA yang jatuh ke tangan Ronaldo. Selain mempertahankan statusnya sebagai pemain terbaik dunia, CR7 juga sukses menyamai torehan trofi milik Messi dengan lima kali menyabet penghargaan ini pada tahun 2008, 2013, 2014, 2016, dan 2017.

Ronaldo mendapat 43,16% suara dari para pemilih yang terdiri dari pelatih dan kapten tim nasional serta perwakilan jurnalis dari seluruh dunia yang negaranya terdaftar sebagai anggota FIFA. Sementara Lionel Messi meraih 19,25% suara. Sisa suara sebanyak 6,97% menjadi milik Neymar.

Pemain yang musim lalu meraih trofi Liga Champions dan La Liga mencetak 44 gol dalam 48 pertandingan. Sementara dalam hitungan tahun kalender, sepanjang 2017 Ronaldo memiliki 44 gol dan 11 assist dalam 48 pertandingan. 

Ronaldo Raih Penghargaan Best FIFA Men's Player
Ronaldo Raih Penghargaan Best FIFA Men's Player
Tahun lalu Ronaldo juga meraih penghargaan serupa setelah mengantarkan Portugal menjadi juara Eropa dan menjadi kampiun Liga Champions bersama Real Madrid. Karier Ronaldo yang menyilaukan ini semakin membuktikan bahwa posisi penyerang bukan jaminan pemain bisa merebut trofi. Itulah yang baru saja dibuktikan oleh CR7.

"Saya ingin turut menyebut Lionel Messi dan Neymar di sini. Para pendukung Real Madrid, rekan setim, pelatih, mereka mendukung saya sepanjang tahun, jadi saya harus mengucapkan terima kasih kepada mereka," ucap Ronaldo di atas podium seperti dilansir Telegraph.

"Saya sangat senang. Ini momen yang luar biasa bagi saya. Saya tahu saya punya banyak penggemar di seluruh dunia, terima kasih atas dukungannya. Saya sangat mengapresiasinya," tambahnya.

"Dan saya rasa saya sudah mengatakan segalanya. Senang bisa berada di sini di antara para pemain hebat ini, para pemain menakjubkan ini, dan saya sangat senang. Terima kasih semuanya dan selamat malam," tandas Ronaldo.

Zinedine Zidane menjadi pelatih terbaik, menyisihkan dua pelatih asal Italia Massimiliano Allegri dan Antonio Conte. Keberhasilan membawa Madrid sebagai juara Liga Champions dalam dua musim berturut-turut tampaknya menjadi catatan spesial bagi mantan gelandang Timnas Prancis dalam meraih penghargaan kali ini.

Sementara kategori kiper terbaik dimenangkan Gianluigi Buffon. Kiper berusia 39 tahun itu tampil apik musim lalu dengan mengantar Juventus ke final Liga Champions serta menjuarai Serie A untuk keenam kalinya secara beruntun.

Baca Juga : Griezmann menjadi incaran Manchester United dan Barcelona


Pada kategori pelatih tim putri terbaik, Sarina Wiegman menjadi pemenang setelah mengantarkan Timnas Belanda menjadi juara Eropa 2017. Anak asuh Wiegman di Tim Oranye, Lieke Martens juga berhaisl membawa pulang gelar pemain putri terbaik pada ajang ini.

Kegagalan pelatih Italia ditebus dengan keberhasilan Gianluigi Buffon menjadi kiper terbaik. Buffon tercatat sebagai penjaga gawang pertama yang meraih penghargaan ini. Tahun lalu FIFA tidak menyelenggarakan pemilihan kiper terbaik. 

Francis Kone yang menyelamatkan empat nyawa di lapangan terpilih sebagai peraih penghargaan Fair Play. Khusus penghargaan ini panitia tidak menyebutkan kandidat seperti di kategori penghargaan lainnya.

Penghargaan Puskas atau gol terbaik diterima Olivier Giroud. Gol scorpion kick ke gawang Crystal Palace pada Januari 2017 membuat penyerang berpaspor Prancis mengalahkan dua nomine lainnya, Deyna Castellanos dan Oscarine Masuluke.

Sedangkan penghargaan untuk suporter terbaik diberikan kepada fan klub Celtic asal Skotlandia yang menampilkan koreografi 'Lisbon Lions' pada peringatan 50 tahun kemenangan Celtic di pentas Liga Champions.

Senin, 23 Oktober 2017

Gol Spektakuler Cavani Selamatkan PSG Dari Kekalahan

Neymar Jr Terima 2 Kali Kartu Kuning dan Di Usir Keluar Lapangan
Neymar Jr Terima 2 Kali Kartu Kuning dan Di Usir Keluar Lapangan
Matagol - Laga panas telah terjadi di Ligue 1 antara Olympique Marseille vs PSG. Sebelum pertandingan ini berakhir, gol spektakuler Cavani selamatkan PSG dari kekalahan pertama musim ini.

Sejak awal pertandingan dimulai, kedua tim terlibat saling balas serangan akan tetapi Marseille lebih menunjukkan kekuatannya karena bermain di depan pendukungnya sendiri. Sejumlah peluang tercipta bagi tim tuan rumah melalui skema permainan cepat.

Di menit 16, Marseille memimpin terlebih dahulu melalui tendangan jarak jauh Luiz Gustavo yang saat itu menerima umpan dari Dimitri Payet. Bola tersebut langsung dihajar ke sisi kanan gawang PSG yang gagal diantisipasi Alphonse Areola dan Marseille memimpin dengan skor 1 - 0.

Setelah ketinggalan satu gol tentunya PSG tidak tinggal diam dan langsung melancarkan serangan - serangan berbahaya khas mereka akan tetapi usaha Edinson Cavani masih melambung di atas gawang.

Terbukti di menit 33,  Neymar berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1 - 1 melalui tendangan kaki kiri ke pojok kiri bawah gawang tuan rumah Marseille yang saat itu mendapatkan umpan Adrien Rabiot dan menjadikan babak pertama berakhir dengan skor imbang.

Baca Juga : Ibrahimovic mulai kembali berlatih bersama Manchester United

Setelah babak kedua dimulai, PSG tampaknya kesulitan untuk mendapatkan peluang karena rapatnya lini pertahanan Marseille. Bahkan, PSG hanya mampu menciptakan dua tembakan dengan satu sepakan tepat sasaran, sedangkan Marseille mendapat lima peluang yang dua di antaranya on target.

Pada menit ke-78, Stade Velodrome kembali bergemuruh setelah Florian Thauvin sukses memanfaatkan kelengahan lini pertahanan PSG. Mantan pemain Newcastle United itu berhasil menyelinap tanpa pengawasan di antara para pemain PSG yang hanya asik menyaksikan duel antara Adrien Rabiot dan Clinton N'Jie di sisi kiri pertahanan.

Gol Spektakuler Cavani Selamatkan PSG Dari Kekalahan
Gol Spektakuler Cavani Selamatkan PSG Dari Kekalahan
Secara mengejutkan, bola berhasil dimenangi oleh N'Jie dan langsung dikirimkan ke jantung pertahanan PSG sebelum disambar Thauvin dengan satu sentuhan.

Di tengah usaha PSG untuk menyamakan kedudukan melalui sejumlah serangan akan tetapi masih sangat sulit. Derita bertambah setelah Neymar dianggap melakukan kontak dengan wajah Lucas Ocampos menjelang waktu normal berakhir. Sang pemain termahal dunia harus menerima kartu kuning kedua dan keluar lapangan.

Meski kehilangan satu pemain, PSG tak lantas inferior. Mereka terus menekan guna mencetak gol penyeimbang. Hasilnya, pelanggaran Bouna Sarr terhadap Edinson Cavani di depan kotak penalti pada masa injury time menit ketiga menjadi malapetaka.

Cavani mengambil peran sebagai algojo tendangan bebas. Bola sepakan keras kaki kanannya melesak ke gawang Steven Mandanda setelah sempat membentur mistar gawang. Marseille harus tertunduk lesu karena kemenangan di depan mata sirna. 


Marseille pun ditahan imbang PSG dengan skor akhir 2-2. Dengan hasil tersebut kini klub besutan Rudi Garcia itu menempati peringkat kelima klasemen sementara Liga Prancis 2017-2018 dengan total perolehan 18 poin dari 10 laga yang telah ditandingkan.

Hasil imbang tidak mengubah posisi PSG sebagai pemuncak klasemen Liga Prancis 2017-2018. Mereka mengumpulkan 26 poin dari sepuluh laga dan membentangkan jarak empat angka atas AS Monaco di bawahnya.

Berikut susunan pemain Olympique Marseille vs Paris Saint-Germain :

Olympique Marseille (4-2-3-1) : 30-Steve Mandanda; 23-Adil Rami, 6-Rolando Jorge, 2-Hiroki Sakai, 18-Jordan Amavi; 19-Luiz Gustavo, 29-Andre-Frank Zambo; 10-Dimitri Payet, 26-Florian Thauvin, 5-Lucas Ocampos; 11-Kostas Mitroglu

Pelatih: Rudi Garcia

Paris Saint-Germain (4-3-3) : 16-Alphonse Areola; 12-Thomas Meunier, 5-Marquinhos, 2-Thiago Silva, 20-Layvin Kurzawa; 6-Marco Verratti, 8-Thiago Motta, 25-Adrien Rabiot; 29-Kylian Mbappe, 9-Edinson Cavani, 10-Neymar Junior

Pelatih: Unai Emery